Puslitbang Kemenag Gandeng PTKIN Lakukan Riset Aksi di Perbatasan Negara

By Admin

nusakini.com--Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan (Penda) tahun ini menggandeng Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) melakukan riset aksi di enam Titik Daerah Perbatasan Negara.  

Kepala Puslitbang Penda Amsal Bakhtiar mengatakan, riset aksi dilakukan dalam satu paket pelaksanaan KKN nusantara. Riset ini merupakan tindak lanjut dari kesepakatan Puslitbang Penda dengan enam PTKIN pada tahun 2017.  

Keenam PTKIN ini meliputi IAIN Menado, STAIN Jayapura, IAIN Ambon, IAIN Pontianak, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. 

Menurut Amsal, riset aksi akan dilaksanakan secara gradual, sesuai jadwal akademik Kuliah Kerja Nyata (KKN) masing-masing PTKIN. Tiga lokasi perbatasan dilakukan pada semester pertama, dan tiga lokasi perbatasan lain dilaksanakan pada semester dua.  

"Pada semester pertama, ada 3 PTKIN yaitu IAIN Menado, STAIN Jayapura, IAIN Ambon akan melaksanakan KKN Nusantara di Indonesia bagian Timur, yaitu di Skouw (perbatasan Indonesia-Papua Nugini), Saumlaki (perbatasan Indonesia -Australia) dan Talaud (Perbatasan Indonesia -Philipina)," terangnya di Manado, Senin (02/04). 

"Pada semester dua (Juli-Agustus), tiga PTKIN yaitu IAIN Pontianak, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan UIN Sunan Kalijaga akan melaksanakan KKN di Atambua (Perbatasan Indonesia-Timor Leste), Entikong, Provinsi Kalimantan Barat dan Natuna Provinsi Kepulauan Riau (perbatasan Indonesia-Malaysia)," sambungnya. 

Amsal menambahkan bahwa pada 10 Maret 2018, telah diberangkatkan 10 Mahasiswa IAIN Manado untuk melaksanakan Riset Aksi melalui KKN di Pulau Talaud Sulawesi Utara (Perbatasan Indonesia-Philipina). Pelepasan awal rombongan pertama riset aksi di kampus IAIN Menado ini dilakukan oleh Kepala Bidang Litbang Pendidikan Keagamaan, Muhamad Murtadlo. Hal itu sekaligus secara simbolis mengawali rangkaian Riset Aksi yang diselenggarakan Puslitbang Penda dengan enam PTKIN. 

Setelah IAIN Manado, selanjutnya adalah mahasiswa STAIN Jayapura yang berangkat KKN ke Skouw pada 13 Maret 2018. Disusul kemudian mahasiswa IAIN Ambon yang berangkat pada 27 Maret ke Saumlaki.  

"Peresmian riset aksi melalui KKN Nusantara secara nasional rencananya akan dilakukan oleh Menteri Agama pada pertengahan tahun ini di Jakarta," tutur Murtadlo. 

Pelepasan rombongan KKN pertama ini diawali dengan workshop singkat pembekalan tentang agenda yang harus dilakukan mahasiswa selama di lokasi KKN. Untuk IAIN Manado misalnya, pembekalan dipandu Dosen Pembimbing KKN Rahman Mantu. Kegiatan ini menjelaskan keterkaitan dan pembagian kerja antara KKN dari agenda kampus dan riset Aksi agenda dari Puslitbang.  

Menurut Rahman, kolaborasi KKN dengan riset aksi ditujukan untuk memetakan permasalahan pendidikan agama dan keagamaan, kerukunan dan kebangsaan di daerah perbatasan negara. Dalam riset aksi ini, para mahasiswa dan pembimbing dari kampus PTKIN berfungsi sebagai kolaborator peneliti di lokasi sasaran. 

Riset aksi dengan melibatkan mahasiswa PTKIN ini bertemakan “Pendidikan Keagamaan, Kerukunan dan Kebangsaan.” Pembekalan mahasiswa oleh peneliti dari Puslitbang Penda akan dilakukan dua kali, yaitu pertama pembekalan di kampus masing-masing sebelum pemberangkatan dan kedua pada saat hari-hari pertama di lokasi KKN.  

Peneliti mendampingi pemberangkatan mahasiswa ke lokasi sasaran KKN. Untuk ketiga lokasi KKN tahap pertama, Puslitbang menugaskan Ahmadudin untuk membimbing rombongan KKN IAIN Menado ke Talaud; Husen Hasan Basri untuk membimbing rombongan mahasiswa KKN STAIN Jayapura ke Skouw; dan Abdul Muin untuk membimbing rombangan mahasiswa KKN IAIN Ambon ke Saumlaki.  

Kegiatan kerjasama riset aksi dan KKN ini disambut antusias baik oleh para mahasiswa maupun para penyelenggara. Neneng mewakili pengajar IAIN Manado menyampaikan terima kasih telah dipilih menjadi mitra dalam melaksanakan riset aksi di daerah perbatasan. Dia berharap kegiatan ini bisa dilanjutkan pada tahun-tahun berikutnya.  

Hal sama disampaikan Muhammad mewakili P3M IAIN Ambon. Dia sangat berterima kasih atas inisiatif Puslitbang Kementerian Agama bersinergi dalam KKN Nusantara. Kegiatan ini mendorong civitas akademika IAIN Ambon untuk melakukan KKN serupa di pulau-pulau lain di wilayah Maluku.  

"Terobosan ini cukup memberikan inspirasi dan menggugah rasa tanggung jawab IAIN Ambon agar melakukan KKN juga di wilayah lainnya," ujarnya. 

  Dalam paparan pembekalan, Murtadlo menyampaikan bahwa selain KKN, Mahasiswa selama di lokasi diberi tugas tambahan untuk membuat riset pemetaan permasalahan sesuai dengan tema. Selain itu, mereka juga melakukan kegiatan kecil sesuai dengan permasalahan yang ditemukan.  

Kegiatan mahasiswa selama di lapangan nantinya dijadikan laporan individual berupa testimoni sekaligus reportase pengembangan pendidikan agama dan keagamaan, kerukunan dan kebangsaan di daerah perbatasan negara. Hasil-hasil tulisan nantinya akan dikumpulkan menjadi sebuah buku. (p/ab)